Cuci Mata di Turki

Blue Mosque, Istanbul-Turki

Turkiiii.........!!!! Empat kata yang bisa saya gambarkan untuk negara ini “Ganteng, ganteng, cantik, cantik”, realita yang terlihat memang seperti itu. Setidaknya saya memang penyuka wajah-wajah campuran arab-eropa. Dengan ciri khas wajah lonjong, hidungnya mancung dan kulitnya bersih. Benar-benar memanjakan mata . Jujur saja baru pertama ini saya jalan ke suatu negara ketemu penduduk lokalnya membuat bersemangat dan betah berlama-lama di public area. Persis seperti pertama kali menginjakkan kaki di Ataturk International Airport, Istanbul. Walaupun telah menempuh sepuluh jam perjalanan dari Kuala lumpur Internatioanal Airpor (KLIA) Malaysia yang namanya capek serasa sudah lupa tuh terobati oleh pemandangan disetiap sudut bandara yang rasanya bening-bening semua. Di Public area seperti toilet yang lokasinya dilewati para penumpang pesawat, saya pun saat itu sampai rela pura-pura mengantri di toilet, berdiri sambil sesekali bergaya mengecek Handphone (yang jelas-jelas tidak saya aktifkan karena roaming :p :p) hanya untuk memperhatikan para penumpang yang baru saja landing. Hampir rata di semua umur dari bayi sampai embah-embah, cowoknya kinclong dan ceweknya super bening. Kalau dibawa ke Indonesia mungkin bakal jadi artis semua (hwehehehe). 

Candid Camera : cewek Turki

           Orang bening dan kinclong tidak hanya di jumpai di bandara saja, di dalam public transportation seperti kereta bawah tanah dan bis kotapun rasanya sulit untuk menghindar, kadang ketawa geli kalau ingat momen-momen di Turki seperti waktu naik bis kota di Ankara kondekturnya berpenampilan rapi dan ganteng, memakai setelan jas warna matching duduk dibelakang meja kecil dekat pintu keluar bis, sambil nyusun uang koin dari penumpang (ketawa nyengir saja karena berasa rapian dia dari dandanan saya), lalu ke toilet yang niatnya mau cuci muka doank jadi sungkan gara-gara ibuk tukang bersih-bersihnya cantik, akhirnya gak cuma cuci muka tapi nambah deh bedak, lipstick dan teman-temanya (hehehe), tukang kacang dan tukang jual “salep” (minuman semacam susu kental super panas ditambah aroma rempah) yang didorong pakai gerobak di sekitaran area wisata sultan Ahmed, Istanbul juga ada yang berpenampilan necis (sepatu kulit hitam, bercelana jeans ditambah jaket kulit jungkis), kesan yang terlihat sangat rapi dan tidak terduga, sempat beberapa kali saya jalan mondar-mandir disekitaran si tukang salep ini hanya untuk memastikan apa benar dia penjualnya atau jangan-jangan penduduk local yang sama-sama sedang menikmati suasana malam seperti saya. Niatnya memang menghilangkan rasa penasaran dan juga mencoba “salep” dagangannya ini, namun karena takut keliru saya urungkan niat untuk membeli jualannya (necis tapi gak hoki namanya :p), akhirnya saya mencoba “salep” dari pedagang lain yang penampilannya tidak terlalu necis tetapi wajahnya tetep juga good looking hahahahah. 

Tukang "salep" dan gerobaknya

           

           Sebenarnya dari sekian wajah-wajah orang turki saya paling suka melihat orang-orang Turki dari daerah  sentral Anatolia. Kebetulan daerah sentral Anatolia yang saya kunjungi saat itu adalah Goreme, provinsi Nevsehir yang lebih terkenal sebagai daerah wisata Cappadocia, beberapa penduduk asli Turki (termasuk pemandu wisatanya) yang saya temui saat mengikuti  local tour Hot Air Baloon maupun green tour disana, memiliki wajah yang cakep dan teduuuuuh banget, (teduh itu wajah yang menurut saya tidak bikin bosan kalau harus bolak-balik berpapasan mata heheheh).

Pilot local tour hot air baloon (kiri) dan turis domestik (kanan)

 

Sehingga walaupun syarat mengikuti tour local harus bangun pagi pagi buta, trekking di lembah yang jauhnya berkilo-kilo meter sampai kaki rasanya mau copot, serta menelusuri kota bawah tanah (underground city) 8 tingkat kebawah dengan jalan yang agak gelap dan sempit Semua dijalani dengan semangat dan malah lebih terkesan happy di setiap moment.  Malahan saat private tour dengan scooter ke Avanos, kota yang tidak jauh dari goreme untuk melihat museum rambut dan beberapa koleksi tembikar. Penjaga galeri beserta keponakan kecilnya yang imut membuat saya  semakin kagum, kok bisa orangnya cute-cute begini ya (sambil ngelus-ngelus perut wkwkwkw) 

Underground city

         Duuhhh kalau boleh saya gambarkan secara ringkas, dari sepuluh cowok turki, empat diantaranya ganteng dan sisanya super ganteng hohohoho, ceweknyapun jangan ditanya lagi...(bikin mata segeeerrrr!!!). Teroooss ditengah banyaknya orang yang tampangnya kece-kece apakah kemudian saya jadi yang paling gak enak dilihat ???? Eitsss....jangan salah justru hampir disetiap tempat di Turki cowok-cowoknya suka banget ngeliat cewek dengan perkulitan dan wajah asia macam saya begini, justru mungkin kalo kulit agak gelapan dikit tambah menarik buat mereka hehehehehe....jadi merasa beruntung dilahirkan sebagai bangsa asia dengan kulit yang eksotik (sawo matang) serta hidung ukuran kecil dan sedang yang membuat cewek asia lebih menarik katanya (Catettt!!!).

       Selain cuci mata karena dimana mana ketemunya yang kece-kece, keramahan penduduk local serta sikap welcomenya terhadap turis semakin membuat saya mencintai acara ngacir ke Negara ini. Kenapa saya sebut ramah dan welcome karena meskipun tidak banyak dari mereka yang mampu berbahasa Inggris (karena hampir sembilan puluh persen lebih penduduknya berbahasa Turkish) namun ketika saya bertanya menggunakan bahasa inggris, mereka yang tidak bisa bahasa international ini masih bersedia mencoba dan mengerti apa ucapan kita, bahkan kadang sampai membantu mencarikan penerjemah ataupun memberikan petunjuk dengan body language (sampai segitunya :p) persis sekali dengan ramahnya bangsa kita cie cie cie, sedangkan bagi yang mampu sedikit berbahasa inggris selain membantu, mereka juga kadang senang sekali mengajak kita berbicara hanya untuk sekedar praktek berbahasa Inggris (Langsung deh berasa nilai TOEFL saya diatas lima ratus hahaha...), tetapi tetap saja harus selalu waspada, kalau ada orang Turki yang tiba-tiba menyapa dan baik sama kita (tanpa kita tanya atau datangi) serta bahasa Inggrisnya juga lancar kemungkinan besar mereka adalah penjual karpet Turki, siap siap saja anda diajak untuk datang ke galerinya dan dibujuk mati-matian untuk membeli jualannya, saran saya jika tidak berminat sebaiknya anda mencari cara yang sopan untuk menghindar.

         Berbagai macam alasan akan saya pilih ketika saya ingin ngacir ke suatu tempat, entah karena budayanya, bangunan yang terkenal ataupun pesona wisatanya yang memukau. Namun setelah saya pergi ke negara ini, saya jadi berpikir bagus juga seandainya tujuan jalan-jalan selanjutnya lengkap dengan wisata refreshing mata seperti di Turki. Selain memberi energy tersendiri juga bisa digunakan untuk menjaga spirit bertravelling. Happy Travelling!!!