Assalamu'alaikum, kali ini di tantangan level 11 Bunsay sedikit berbeda, kami ditantang untuk membuat review presentasi dari masing-masing kelompok di kelas Mr.Jatsela. Topik yang dibahas seputar Fitrah Seksualitas.
Presentasi dan materi yang disampaikan kelompok satu seperti paket komplit nasi campur 😍😘, lengkap isinya dan bagus media edukasinya. Berikut review yang saya ambil dari presentasi kelompok 1
FITRAH SEKSUALITAS
1. Apa itu Fitrah Seksualitas?
fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai seorang lelaki sejati, atau sebagai perempuan sejati. (Ust.Harry Santosa)
Tahapan seksualitas pada anak dibagi menjadi fase-fase sebagai berikut:
1. Fase oral (0-2 tahun): nikmat saat menghisap ember susu ibu
2. Fase anal (2-4 tahun): merasa nikmat saat mengeluarkan feses dari anus.
3. Fase phallic (4-7 tahun): anak mulai memegang alat kelamin.
4. Fase genital (8-12 tahun): mulai tertarik pada lawan jenis.
sedang untuk tahapan pendidikan seksualitas pada anak terbagi dalam 3 tahap yaitu usia 1-5 tahun, 5-10 tahun dan usia 10-12 tahun
2. Apa pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas?
Minimnya informasi dari orang terdekat (orangtua) yg dibutuhkan anak terkait pengetahuan seksual dapat memicu keingintahuan anak yg berlebih terutama saat usia menginjak remaja sehingga mereka rentan memperoleh informasi dari sumber yg kurang tepat.
Sehingga hubungan kedekatan anak dengan sosok ayah dan sosok ibu pada tahap usia tertentu perlu diperhatikan.
👉Usia 0-2 tahun
Sesuai kebutuhan anak untuk menyusu, pada usia ini anak didekatkan pada ibunya.
👉Usia 3-6 tahun
•Anak laki2 perempuan didekatkan dengan ayah dan ibunya secara seimbang agar dapat memastikan identitas seksualnya.
👉 Usia 7-10 tahun
•Anak laki-laki didekatkan dengan ayah, diajak sholat berjama’ah, diajak bermain dengan ayah, diberi nasihat tentang kepemimpinan dan cinta, dijelaskan tata cara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma.
•Anak perempuan didekatkan dengan ibu, diajari tentang peran keperempuanan dan peran keibuan, dijelaskan tentang konsekuensi adanya rahim
👉Usia 10-14 tahun
•Dilakukan pemisahan kamar antara anak laki-laki dan perempuan.
•Diberikan warning keras jika anak tidak mengenal Tuhan secara mendalam, misalkan jika meninggalkan sholat.
•Anak laki-laki didekatkan dengan ibu agar dapat memahami secara empati sosok wanita terdekatnya, bagaimana harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari kacamata perempuan. Ibu menjadi sosok ideal pertama dan tempat curhat bagi anak laki-laki.
•Anak perempuan didekatkan dengan ayah agar dapat memahami secara empati sosok laki-laki terdekatnya, bagaimana harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari kacamata laki-laki. Ayah menjadi sosok ideal pertama dan tempat curhat anak perempuan.
•Anak laki-laki yang tidak dekat dengan ibunya pada tahap ini tidak akan memahami bagaimana perasaan, fikiran, dan sikap perempuan. Berpotensi menjadi suami yang kasar dan egois.
•Anak perempuan yang tidak dekat dengan ibunya pada tahap ini berpotensi menyerahkan kehormatannya pada laki-laki yang dianggap dapat menggantikan sosok ayahnya yang hilang.
3. Masalah yang dihadapi berkaitan dengan gender?
•Kebanyakan orang tua masih menganggap pendidikan seks sebagai hal yang tabu .
•Kemudahan akses internet
•Kekerasan seksual terhadap anak.
•Anak mengenal tentang pacaran.
•LGBT dan eksposnya di media sosial.
4. Solusi terhadap masalah yang dihadapi berkaitan dengan gender
•Orangtua mau belajar tentang fitrah seksualitas.
•Menerapkan fitrah seksualitas sesuai usia anak.
•Menjalin kedekatan antara orang tua dan anak.
•Tidak menganggap tabu pembahasan seksualitas
•Membentuk kepribadian berani menjaga diri sendiri.
•Memberi pandangan tentang pacaran pada usia remaja dan kapan boleh mengenal lawan jenis lebih dekat sesuai ajaran agama.
•Orang tua memberi contoh yang benar, misalkan dengan tidak telanjang di depan anak
•Anak dibiasakan memakai pakaian sesuai gendernya.
Dereta pertanyaan :
Sari Rarasati
1⃣ Usia berapa yang paling aman untuk mengajak anak berdiskusi ttg seksualitas? Secara verbal nggih...
2⃣ Secara umum, pengamatan Mba-Mba sekalian selama ini apakah pendidikan ttg seksualitas di sekolah sdh memadai? mungkin di PAUD atau TK?
3⃣ Sebaiknya, pendidikan seksualitas di TK ini bagaimana?
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaan dari Mbak @Sari Rarasati Bunsay#3
1⃣ Sesuai tahapan usia, diskusi tentang seksualitas bisa dimulai saat anak umur 3 tahun, misalkan mengenalkan perbedaan laki-laki dan perempuan, dengan bahasa yang sesuai dengan usia mereka tentunya.
Seiring pertambahan usia, bahan diskusi juga berubah.
Usia 10-12th mulai mengenalkan haid, mimpi basah, dan perubahan fisik. Pada fase ini penjelasan sudah mulai mendetail.
2⃣ Menurut kami pendidikan seksualitas di PAUD belum mencakup keseluruhan konsep fitrah seksualitas karena sebagian besar guru-guru PAUD hanya perempuan.
Sebaiknya bagi anak usia PAUD sudah saatnya dikenalkan guru laki laki sebagai sosok ayah dan guru perempuan sebagai sosok ibu. (jawaban ke 3 sama, karena masih dalam thap usia yg sama 3-6th)
4⃣iiL, Jombang
Mbak, terkait tantangan gender, apabila anak terlahir dalam keluarga yang masih menganut patrilineal atau sebaliknya, bagaimana mengubah cara mendidik anak agar tidak ada yang dianakemaskan? Karena dikhawatirkan akan berpengaruh pada pertumbuhan fitrah seksualitasnya
Jawaban :
4⃣ Konsep patrilineal ini memang sulit untuk dihapuskan, karena jika dikaitkan dengan agama, secara fitrah laki-laki adalah pemimpin.
Tetapi yang perlu diubah adalah cara kita sebagai orang tua dalam menghargai emansipasi terhadap perempuan. Oleh karena itu anak laki-laki pada usia 10-14 tahun didekatkan dengan ibu supaya memahami wanita sehingga tidak akan timbul rasa superior sebagai laki-laki.
Dan pola asuh orang tua harus diubah dengan tidak menganakemaskan. Harus sama rata. Adil. Adil artinya sesuai porsi gender masing-masing.
5⃣Tika - Tulungagung
Mb ag..mau tanya. Disekitar lingkungan saya masih byk anak-anak kecil yg telanjang di luar rumah atau mandi diluar kadang ada yang pipis jg diluar. Sudah saya ingatkan misalnya pas pipis di luar ada ibunya..eh kok g di kamar mandi. Secara pribadi, jg saya sarankan. Tapi sepertinya belum ngreken. Mhn diberi solusi / tips yg lain.jzklh
6⃣Satu lagi ya..anak saya umur 8 tahun masih sering menyentuh kemaluannya.misalnya saat mau tidur. Atau saya dapati pagi-pagi saat bangun pagi. Apa yg sebaiknya saya lakukan. Sudah saya minta berhenti tapi kadang kalau lupa ngelakuin lagi. Msh tahap wajar g ya?
Jawaban :
5⃣ Yang perlu diberitahu adalah orang tuanya. Bagaimana konsep membangkitkan fitrah seksualitas anak. Pun bagaimana dampaknya jika tidak dijaga dengan benar. Maka dari itu mbak Tika bisa mengajak perlahan secara persuasif untuk mengubah konsep-konsep yg dianggap jamak seperti kasus-kasus tersebut.
Karena akibatnya bisa fatal.
Bisa dicontohkan kasus-kasus pencabulan anak usia dini, LGBT, dll. Na'udzubillah min dzalik..
Harapannya orang tua akan tercerahkan.
Juga bisa mengingatkan anak-anak dengan kata-kata seperti "Nanti bisa sakit lo karena gak higienis, banyak kuman lo."
Tetapi poin pentingnya adalah, bahwa kuncinya ada pada pendekatan ke orang tua agar orang tua sadar untuk belajar tentang fitrah seksualitas yang benar.
6⃣ Hal ini salah satu kewajaran karena merupakan naluri lelaki. Tetapi sebaiknya dihentikan. Amati, kapan dan pada saat bagaimana anak melakukannya. Kira-kira pada waktu anak akan memegang, segera cari pengalihan dan beritahu bahwa hal iti tidak baik.
7⃣✋🏻 Aries
Assalamu'alaikum tmn2 🤗 kelompok 1
Menurut pendapat/saran tmn2 bagaiman jika salah satu figure orangtua (ayah) tidak optimal dalam menjalankan peran karena LDM, sedang figure pengganti laki2 spt kakek sudah ndak ada, dan anak sehari2 berada dalam lingkungan perempuan semua. 🙈 _kebetulan ini kasus yg sedang sy alami_ 🙇♀kira2 solusi terbaik apa yg dapat dilakukan ?
Maturnuwun
Jawaban :
7⃣ Saran kami bagi anak yang harus menjalani hubungan jarak jauh dengan ayah bisa didekatkan dengan saudara terdekat sebagai sosok ayah, seperti kakek, paman, atau om.
Komunikasi dengan ayah harus terjalin secara terus menerus (bisa menggunakan video call atau media lain).
Dan selalu ceritakan tentang sosok ayah, bagaimana dia bertanggung jawab sampai harus kerja jauh demi keluarga.
Sampaikan penjelasan tersebut dengan bahasa logis anak2 yang menumbuhkan rasa cinta.
Atau setiap pekan, anak-anak dibiasakan menonton video pesan-pesan atau pun cerita dari Bapaknya dg tema2 tertentu (tambahan dari mbak Sari)
alhamdulillah bisa untuk belajar lagi
Referensi:
Santosa, Harry. 2017. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur.
Indonesia Belajar Parenting, https://m.facebook.com/indonesiaparenting/posts/487089238305266, diakses tanggal 19 September 2018.
Komunitas Institut Ibu Profesional. 2013. Bunda Sayang : 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak. Jakarta : Gazza Media.
#Bunda Sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11
#review1
Comments
Post a Comment