Tantangan Hari ke Tujuh,
Sepertinya ini hari yang cukup melelahkan dikeluarga kami, setelah melewatkan jam tidur siang karena acara pergi ke Bank, adek Ghazi sudah berangkat tidur sebelum magrib tadi, Pak suamipun tadi juga sudah ijin untuk tidur setelah magrib (maklum sedang tidak fit) sama seperti kemarin. Sayapun rasanya cukup lelah dan mengantuk, namun karena tugas belum tertunaikan, susah rasanya untuk berangkat beristirahat, tangan ini rasanya ingin segera menulis walaupun mata sedikit susah dikompromi.
Apa yang menarik berkomunikasi produktif hari ini
Dengan Pak Suami,
Hari ini sedikit kesulitan mencari waktu menelepon paksu kebetulan setiap ingin menelepon bunda selalu dibutuhkan keberadaanya oleh adek, akhirnya sayapun ijin kepada paksu untuk tidak menelepom atau ditelpon, untung masih ada sarana chit chat yg masih tetap asyik. Pak Suami mungkin hari ini sedang melow butuh perhatian, keliatan dari chit chatnya seperti mengenang masa pertama kami memutuskan menikah, tidak ada protes sih namun saya sadar beliaupun perlu didengar dan diperhatikan walaupun hanya dengan menimpali ceritanya dengan tulisan yg menunjukkan keantusiasan. Saya cukup senang karena biasanya paksu itu kalo chat hanya sederhana saja jarang menulis cukup panjang. Komunikasi seperti ini membuat saya merasa nyaman walaupun pokok pembicaraan bukan dari apa yg ingin saya sampaikan.
Dengan Adek Ghazi
Sarapan pagi ini ada adegan tatrum adek Ghazi, pasalnya ketika sedang sarapan pagi,, tiba-tiba ada mbok2 jamu datang kerumah (seperti biasa mengantar jamu pesenan saya), karena adek sudah familiar dengan rasa jamunya, ketika melihat botol jamu, adek berhenti makan dan minta minum jamu (dengan menunjuk-nunjuk) botolnya yg diletakkan dimeja makan.
Karena ini sesi makan dan masih ada makanan dimulutnya, bunda minta adek menyelesaikan makannya dulu baru minum jamu, dan adek Ghazipun langsung berteriak2 seperti kesal dan tetep ingin diambilkan jamu, akhirnya bunda berusaha berdialog dg si adek
B : " Adek pengen minum jamu kah?
A : " nyee.. Nyee.. (sambil nunjuk2 trs) "
B : " Iya,, nanti nggeh... Adek habiskan dulu makannya"
A : " Nyee.. Nyee (sambil geleng-geleng dan tetep nunjuk2 sambil badannya ikut melonjak2 dari duduknya)
B : " itu masih ada nasi dimulut ayo ditelan dulu" ( mencoba mengalihkan perhatian)
A :"(berteriak teriak kesal karena tidak segera bunda ambilkan jamunya)
Berpikir sejenak untuk bernegoisasi
B : " iya sayang bunda bantu ambilkan jamu"
B : " (agak sedikit mendekat kan muka) setelah minum jamu, makannya dilanjut lagi nggeh?? "
A : "(mendengar seksama) "
B : " Kalo setuju, gimana bilang iya??!! "
A : " (menganggukkan kepala tanda setuju) "
Dan setelah minum jamu adek masih mau melanjutkan makan walaupun hanya 3 suapan, tapi alhamdulillah negoisasinya berhasil. Yeey..
cukup lumayan menantang berkomunikasi dalam menghadapi anak tantrum,,, jarang jarang juga si adek ini sampai berteriak2 seperti itu, biasanya sedikit saja bisa dialihkan, namun mungkin karena semakin bertambah usia keinginanya semakin bertambah pula, dan dia kesulitan dalam menyampaikan keinginannya, waah sepertinya saya harus lebih banyak belajar pengalaman dari bunda2 lain yg sudah sering mengahadapi anak2 tantrum.
Terimakasih ayah dan adek Ghazi untuk komunikasi menyenangkannya hari ini.. 😘
#HariKe7
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#KomunikasiProduktif
Comments
Post a Comment