Tantangan hari kedua,
Saya merasa tantangan hari ini akan berjalan cukup lancar dan mudah, itu harapannya.
Ternyata tidak untuk pagi ini, bukan... Bukan dengan adek ghazi saya mengalami kesulitan berkomProd, tetapi saya kesulitan menghandle nada bicara, walaupun tidak secara langsung pembicaraan tertuju pada adek ghazi, tetapi karena saya berbicara naik satu oktaf disekitarnya, saya merasa ini hal yang kurang benar (anak adalah peniru yang ulung bukan??? Ini yg perlu saya ingat)
Sepertinya untuk hal ini saya harus lebih bisa mengkontrol diri (terutama saat suasana di awal pagi yg cukup hetic), mungkin next day saya harus memasukkan tantangan berkomunukasi produktif dengan orang lain (mungkin dengan para uti dirumah, karena kami dalam satu lingkup tempat tinggal), saya ingin belajar lebih baik berkomunikasi dg mereka sebagaimana saya bersungguh-sungguh dalam berbicara dengan Adek ghazi.
Meskipun diawali dengan komunikasi yg tidak terkontrol dipagi hari, praktek Komunikasi Produktif dengan adek seharian ini cukup lancar alhamdulillah. Yang menjadi target kali ini adalah bunda dapat berlatih mengungkapkan apa yang bunda inginkan, bukan apa yg bunda tidak inginkan (tanpa disadari hal ini sering terjadi karena semacam kebiasaan, jatuhnya adalah kalimat kalimat larangan "jangan ini, jangan itu dsb) terutama saat kondisi si kecil berbuat sesuatu yg tidak kita harapkan.
Praktek yg cukup membuat bunda merasa cukup berhasil adalah saat sesi snack time adek ghazi, siang ini bunda menyiapkan sari buah naga untuk makanan selingan, pertama bunda menyuapi adek suapan demi suapan lalu adek dengan antusias meminta untuk memegang sendok sendiri dan mencoba menyuapkan ke dalam mulutnya sendiri, tentu bukan hal yg mudah karena perlu kemampuan motorik halus dalam menyendok, sedang dia sedang dalam proses latihan. Akhirnya karena berjalan tidak terlalu lancar, adek memainkan makanan selingannya (dengan menyendok sedikit dan membuang2 sari buah naga).
B : " Loh..jangan dibuang2 gitu donk sayang" (ups keceplosan diawal mengungkapkan apa yg tidak bunda inginkan)
A : "( tetap asik menyendok dan membuang2 sari buah naga)
B : " yuk buah naganya dimasukkan mulut pake sendok ya, pelan pelan nggeh" (berusaha mengungkapkan apa yg bunda inginkan)
A : " (mencoba memasukan sendok ke mulut meskipun banyak yg tumpah2)
B : " nah pinternya anak bunda, sudah bisa menyendok sendiri (memberi pujian dengan jelas)
Dan setelah itu adek ghazi malah asyik memainkan sendok dimulut dengan digigit2.
Praktek mengungkapkan apa yg kita inginkan ternyata tidak mudah, perlu latihan lagi dan lagi, sampai bisa menggeser kalimat larangan semacam jangan. Harapan bunda semoga besok tidak ada keceplosan lagi, jadi harus mikir2 dulu nih sebelum mengatakan sesuatu yg tidak kita inginkan terhadap anak.
Nganjuk, 03 November 2017
#HariKe2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#KomunikasiProduktif
Comments
Post a Comment