Sunset at Chao Phraya River |
Sunrise at Angkor Wat |
The Border area, Kingdom of Cambodia |
Untuk menuju Siem Reap, dari kantor imigrasi Cambodia ada semacam free Shuttle bus yang disediakan pemerintah Cambodia. Shuttle bus tersebut akan membawa kita menuju ke terminal bus Poipet. Nah dari sini nanti ada berbagai alternatif transportasi yang bisa dipilih untuk sampai ke Siem Reap mulai dari bus, Minivan maupun Taxi. Alternatif yang tercepat adalah menggunakan taxi sekitar 2 sampai 2.5 jam. Biayanya sekitar 48$, amat sangat mahal jika hanya ditanggung berdua saja, tetapi saya dan BFF saat itu sepakat untuk mencari traveller lain yang bersedia diajak share taxi menuju Siem Reap. Jadinya saat mengantri proses imigrasi, mata kami juga sibuk mencari bidikan untuk target share Taxi,,heheheh. Dan hari itu adalah hari keberuntungan kami, dengan mudah kami bertemu sepasang traveller dari Philiphine yang juga hendak menuju Siem Reap. Akhirnya kami berempat menggunakan satu taxi menuju Siem Reap dengan biaya yang harus ditanggung setiap orang cukup 12$ saja.
Selama berada di Taxi, komunikasi diantara kami berempat berlangsung gampang dan nyaman. Hal ini dimungkinkan karena kami berempat berasal dari negara yang secara geografis letaknya berdekatan dan secara fisik tipe wajah dan perkulitan orang Indonesia dan Filiphina juga tergolong mirip-mirip, sehingga sekali ngobrol berasa nyambung saja. Hanya driver saja yang paling khusyuk saat di dalam taxi, tidak ada pembicaraan maupun ekspresi untuk mengajak ngobrol penumpangnya. Setelah capek ngobrol kesana-kesini, setengah rute perjalanan lebih akhirnya kami berempat tertidur, entah teman saya yang lain tidur serius atau tidur-tidur ayam yang jelas saya sempat tidur dengan pulas.
Kenyamanan tidur kami mulai terganggu saat taxi yang kami naiki berbelok ke suatu daerah yang terlihat seperti pasar. Wajah-wajah bingung sehabis bangun tidur terlihat diantara kami, saling berpandangan dan bertanya :
"Where are we now?,
"Is it Siem Reap?"
dan bermacam-macam pertanyaan lain. Saya yang saat itu duduk dibelakang tengah dan posisi masih setengah sadar hanya menoleh ke teman yang ada disamping kanan kiri. Dan kebingungan itupun berubah menjadi perasaan paranoid, jangan-jangan taksi ini akan membawa kami bukan ke tujuan tetapi ke suatu tempat yang tidak seharusnya. Pikiran jelekpun mulai muncul satu-satu hingga akhirnya taxi tersebut berhenti, kamipun langsung menanyakan apakah kami sudah sampai di Seam Reap. Dan si driver hanya menjawab No sambil menggelengkan kepala, akhirnya perasaan paranoid mulai ternetralisir.
Setelah taxi berhenti driver keluar menghampiri dua orang yang terlihat sudah lama menunggu kedatangan taxi kami. Satunya bapak-bapak tua dan satu lagi perempuan yang masih muda. Terlihat berbincang-bincang sebentar, lalu si bapak tua dan driver tiba-tiba membuka bagasi taxi, Waduh dalam hati saya langsung mikir mau ngapain mereka membuka bagasi taxi, sedangkan sudah jelas-jelas di dalammnya hanya berisi tas-tas rangsel kami. Kekawatiran pun muncul kembali, saya jadi sedikit parno kalau-kalau satu diantara tas kami ada yang diambil tanpa sepengetahuan karena posisi kami masih berada di dalam taxi, namun setelah kami amati ternyata si driver hanya menata-nata tas kami karena ada bungkusan dari bapak-bapak tadi yang ingin dimasukkan dalam bagasi. Dengan cepat saya dan BFF saling menyimpulkan bahwa bapak-bapak tadi adalah keluarga si driver yang ingin menitipkan barang untuk dibawa ke Siem Reap. Nitip menitip begini saya rasa sangat umum juga dilakukan didaerah yang ada di Indonesia, terutama barang-barang terkait titipan keluarga dari kampung menuju kota, sangat sering saya jumpai. Meskipun tidak terlihat professional tapi kami memaklumi saja, toh tidak mengganggu kenyamanan kami. Jadilah setelahnya kami santai tanpa mengawasi lagi tingkah si driver yang masih sibuk dengan keluarganya tadi.
"Where are we now?,
"Is it Siem Reap?"
dan bermacam-macam pertanyaan lain. Saya yang saat itu duduk dibelakang tengah dan posisi masih setengah sadar hanya menoleh ke teman yang ada disamping kanan kiri. Dan kebingungan itupun berubah menjadi perasaan paranoid, jangan-jangan taksi ini akan membawa kami bukan ke tujuan tetapi ke suatu tempat yang tidak seharusnya. Pikiran jelekpun mulai muncul satu-satu hingga akhirnya taxi tersebut berhenti, kamipun langsung menanyakan apakah kami sudah sampai di Seam Reap. Dan si driver hanya menjawab No sambil menggelengkan kepala, akhirnya perasaan paranoid mulai ternetralisir.
Setelah taxi berhenti driver keluar menghampiri dua orang yang terlihat sudah lama menunggu kedatangan taxi kami. Satunya bapak-bapak tua dan satu lagi perempuan yang masih muda. Terlihat berbincang-bincang sebentar, lalu si bapak tua dan driver tiba-tiba membuka bagasi taxi, Waduh dalam hati saya langsung mikir mau ngapain mereka membuka bagasi taxi, sedangkan sudah jelas-jelas di dalammnya hanya berisi tas-tas rangsel kami. Kekawatiran pun muncul kembali, saya jadi sedikit parno kalau-kalau satu diantara tas kami ada yang diambil tanpa sepengetahuan karena posisi kami masih berada di dalam taxi, namun setelah kami amati ternyata si driver hanya menata-nata tas kami karena ada bungkusan dari bapak-bapak tadi yang ingin dimasukkan dalam bagasi. Dengan cepat saya dan BFF saling menyimpulkan bahwa bapak-bapak tadi adalah keluarga si driver yang ingin menitipkan barang untuk dibawa ke Siem Reap. Nitip menitip begini saya rasa sangat umum juga dilakukan didaerah yang ada di Indonesia, terutama barang-barang terkait titipan keluarga dari kampung menuju kota, sangat sering saya jumpai. Meskipun tidak terlihat professional tapi kami memaklumi saja, toh tidak mengganggu kenyamanan kami. Jadilah setelahnya kami santai tanpa mengawasi lagi tingkah si driver yang masih sibuk dengan keluarganya tadi.
Double driver (Left) Taxi 's Cambodia |
Alhamdulillah meskipun ada adegan double driver, dengan selamat kami sampai di Siem Reap juga. Ternyata hal-hal semacam itu sepertinya lazim di cambodia karena beberapa kali sempat saya melihat taxi lainpun juga melakukan double driver seperti ini, kalau ditanya bagaimana rasanya?saya hanya bisa bilang sensasinya tidak kalah seru dengan manuver Bentor (becak motor) yang ada di Medan. Silahkan dicoba dan Welcome to Siem Reap Cambodia, Happy travelling.
Comments
Post a Comment